Penentuan besaran sampel memerlukan data awal antara lain data prevalensi dan data jumlah populasi hewan serta sebarannya di daerah sebar hewan.
Metode penentuan besaran sampel dilakukan dengan rumus Detect Disease atau. Detect Disease digunakan untuk penentuan besaran sampel di daerah yang merupakan daerah bebas, sedangkan kajian lintas seksional digunakan untuk penentuan besaran sampel di yang tertular atau diduga tertular
Detect Disease
Metode ini digunakan untuk menentukan besaran sampel dalam rangka medeteksi Penyakit di daerah bebas. Rumus detect disease adalah sebagai berikut:
n =
[1-(1-a)1/D] [N-{(D-1)/2}]
Keterangan:
a =
tingkat konfidensi (biasanya 95% atau 99%),
Catatan:
untuk keseragaman dalam pemantauan HPHK digunakan tingkat konfidensi 95%.
N = populasi
n =
sampel
D =
jumlah hewan yang sakit dalam populasi.
|
Kajian Lintas Seksional
Metode ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian suatu penyakit di suatu daerah yang diketahui sudah tertular penyakit. Untuk tujuan tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
n =
4PQ/L2 ………………………….. 95
%
Keterangan:
n = besaran
sampel
P = perkiraan
prevalensi reaktor
L = galat atau
tingkat error
Q = 1-P
|
Jika populasi kecil sehingga jumlah sampel dari hasil perhitungan dengan rumus tersebut diatas menghasilkan N > 10% populasi, maka jumlah sampel diperkecil dengan menggunakan rumus
1/n
=1/n* + 1/N
Keterangan:
n = besaran
sampel
n* = besaran
sampel pada populasi besar
N
= ukuran populasi
|
Pengambilan Sampel Sapi |
Sumber : Pedoman Pemantauan HPHK 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar