Minggu, 19 Juli 2020

Bunga Rafflesia arnoldii di Camp Rhino Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Bunga Rafflesia arnoldii sejarahnya diketemukan oleh Dr. Joseph Arnold seorang peserta ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles di Bengkulu pada Tahun 1818. Sehingga penamaan bunga merupakan gabungan dari nama kedua orang tersebut. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatra, terutama bagian selatan (BengkuluJambi, dan Sumatra Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat.

Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Kali ini kita akan mendatangi salah satu tempat keberadaan bunga ini yang berada di Camp Rhino, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, seperti yang dapat kita simak di video berikut.



Terima Kasih Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar