Selasa, 26 Oktober 2021

Analisa Resiko Kualitatif Masuknya Brucellosis Melalui Sapi Impor dari Australia di Pelabuhan Panjang, Lampung

 Identifikasi Bahaya

No

Jenis Penyakit

Daftar OIE

Zoonosis

Negara Pengekspor

 

Negara Pengimpor

Program Pengendalian

Memiliki Strain Yang Lebih Virulen

Hazard

1

Brucellosis pada sapi

YA

(OIE 2019)

YA

(Godfroid, 2017)

Australia mempunyai status bebas terhadap B. abortus , B. melitensis tetapi tidak bebas dari B. suis

Indonesia tidak bebas dari brucellosis tetapi Provinsi Lampung bebas dari Brucellosis berdasarkan No.5681/kpts/PD.620/12/2011

a. Negara Pengimpor memiliki program pengendalian (Naipospos, 2014)

b. Negara Pengekspor  memiliki program pengendalian brucellosis

(DAFF,  2019)

Tidak ada pada sapi

(Glowacka, P dkk. 2018)

YA


Alur Tapak Penilaian Pelepasan

Alur Tapak Penilaian Pelepasan
Penilai Pelepasan

Kesimpulan Penilaian Pelepasan  = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 = SR +DA +SR+DA+SR. Maka menurut ZAPEDA dalam Barantan (2019) maka risiko pelepasan Brucellosis dapat keluar dari Australia adalah Dapat diabaikan

Penilaian Pendedahan

Alur Tapak Penilaian Pendedahan
Penilaian Pendedahan

-      Peluang masuk dan tersebarnya Brucellosis melalui pemasukan sapi asal Australia ke Propinsi Lampung melalui RPH (L4) adalah =  L1 X L2 X L3 X L4 =  SR X DA X SR X SR =DA

-   Peluang masuk dan tersebarnya Brucellosis melalui pemasukan sapi asal Australia ke propinsi lampung melalui Peternakan Rakyat (L5) adalah =  L1 X L2 X L3 X L5 =  SR X DA X SR X SR =Dapat Diabaikan

Berdasarkan Biosecurity Australia dalam Barantan (2019) peluang masuk dan tersebarnya Brucellosis melalui pemasukan sapi asal Australia ke propinsi Lampung adalah :  L4 + L5 =  DA+DA= DA.


3.3       Penilaian Dampak


No

Nama

Sumber data

Penilaian

Dampak Langsung

1

Infeksi Hewan Ternak dan liar

(Noor, 2006)

F

2

Zoonosis

(Noor, 2006)

E

3

Hewan Carier

((Noor, 2006)

F

4

Kerugian Reproduksi

(Civas, 2019)

F

5

Penurunan Produksi Susu

(Civas, 2019)

D

Dampak Tidak Langsung

1

Biaya Surveilans dan Kontrol

(Noor, 2006)

F

2

Biaya Kompensasi Peternak

(Noor, 2006)

D

3

Kerugian peternak

(Noor, 2006)

F


3.3       Estimasi Risiko


No

Jenis Media Pembawa

Penilaian Pelepasan

Penilaian Pendedahan

Penilaian Pelepasan dan Pendedahan

Penilaian Dampak

Penilaian Perkiraan Risiko

 

Ketidak pastian

Rendah

Sedang

Rendah

Rendah

Sedang

1

Sapi

Dapat Diabaikan

Dapat Diabaikan

Dapat Diabaikan

Sangat Tinggi

Sangat Rendah


MANAJEMEN RISIKO

a.    Dalam hal peluang kejadian HPHK memiliki tingkat risiko Sangat Rendah maka tindakan karantina berupa pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pembebasan. Tindakan karantina dilakukan setelah media pemabawa memenuhi persyaratan karantina seperti yang tertera pada UU 16 Tahun 1992.

b.   Apabila ditemukan gejala  HPHK Golongan II maka terhadap media pembawa berupa perlakuan

c.    Apabila kegiatan perlakuan pada huruf b dapat menghilangkan media HPHK maka dilakukan pembebasan tetapi apabila tidak dapat menghilangkan media pembawa maka dilakukan kegiatan pemusnahan dengan memperhatikan aspek kesejahteraan hewan

d.   Apabila kegiatan pemeriksaan menemukan gejala HPHK golongan I maka dilakukan kegiatan pemusnahan


Evaluasi Pilihan


Tingkat proteksi yang ditetapkan adalah Sangat rendah, sedangkan tingkat risiko peluang kejadian terlepas atau terdedahnya Brucellosis adalah Dapat diabaikan 



Implementasi


BKP Kelas I Bandar Lampung : 

Pemeriksaan Dokumen, fisik,laboratorium

Desinfeksi alat angkut

 Pengawasan lalu lintas ternak 

IKH
Pengasingan, Pengamatan, Pengambilan sampel , perlakuan, pemusnahan
Pemantauan daerah Sebar Media Pembawa 
KP

Monitoring dan review


a.    Tingkat proteksi   yang diperoleh dilakukan monitoring dan review setiap jangka waktu tertentu atau bila terjadi perubahan satatus HPHK di negara asal atau tujuan.

b.   Apabila ditemukan kelemahan dalam kebijakan manajemen risiko yang ada maka dilakukan evaluasi dalam melakukan analisa risiko masuknya Brucellosis melalui masuknya sapi asal Australia.

c.    Monitoring dan review terhadap beberapa hal berikut

-          Manajemen pengolahan limbah sapi

-          Risiko zoonosis dari brucellosis

-          Pengembangan diagnosa dan pengujian Brucella suis


KOMUNIKASI RISIKO


Komunikasi dilakukan sejak awal dilakukan analisa risiko masuknya Brucellosis melalui sapi asal Australia ke Propinsi Lampung sampai dengan selesainya analisa risiko kepada pihak pihak terkait  dan terdampak oleh analisa risiko yang dilakukan secara tebuka mengenai dasar ilmiah, pertimbangan, pelaksanaan dan kesimpulan selama analisa risiko.

-   Hasil analisa risiko masuknya Brucellosis melalui sapi asal Australia ke Propinsi Lampung akan disampaikan kepada Kepala Badan Karanatina Pertanian dalam bentuk laporan.

-  Hasil Analisa risiko setelah disempurnakan akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyempurnaan kebijakan Karantina hewan diantaranya dalam melaksanakan Tindakan Karantina Hewan.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar