Kamis, 28 Oktober 2021

Resep Rahasia Peternakan Babi Bebas ASF

 

Peternakan Babi di Lampung
Peternakan Babi


Merasa beruntung ketika mendapat kesempatan melaksanakan tugas melakukan monitoring penyakit African Swine Fever (ASF) pada salah satu peternakan Babi yang berada di Kabupaten Lampung Timur. Salah satu peternakan terbesar dengan populasi kurang lebih 2000 ekor yang menyuplai babi untuk daerah Sumatera dan Jawa.

Yang menjadi istimewa adalah peternakan ini mampu bertahan terhadap ancaman penyakit ASF yang menyerang Lampung. Penyakit ini telah menyebabkan kematian pada sebagian besar populasi babi yang ada pada peternak babi di Lampung. Kejadian ASF di Indonesia pertama kali terjadi di Medan, Sumatera Utara pada bulan Desember 2019 dan kemudian menyebar lebih dari 10 Provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Lampung pada bulan April 2020. 

Penyakit ini seolah tidak dapat ditahan penyebarannya karena selain melalui penularan langsung dari ternak juga dapat menular melalui sisa makanan yang mengandung produk babi , gigitan caplak sebagai vektor dan juga kontak dengan peralatan yang sudah tercemar dengan ASF.

Oleh sebab itu, menjadi penasaran penyebab peternakan Babi ini dapat bertahan ditengah serangan penyakit ASF pada babi yang ada disekitarnya. setelah melakukan kunjungan beberapa hal ini yang mendukung faktor ketahanan peternak ini terhadap serangan ASF.

1. Peternakan sudah berskala menengah sampai sedang, sehingga didukung oleh Sumber Daya Manusia serta  sarana dan prasaran yang memadai dalam melakukan manajemen resiko penyebaran ASF di peternakan.

2. Peternakan telah melakukan Biosecuriti yang ketat, mulai dari biosecurity personal dan kendaraan buat tamu dan kendaraan yang akan masuk ke areal farm dengan pakaian khusus yang telah disediakan farm. Selain itu secara rutin telah dilakukan desinfeksi dikandang dengan interval 2-3 kali sehari.

3. Tamu yang datang setelah melaksanakan biosecurity secara personal pun dibatasi aksesnya terhadap babi untuk menghindari kontak langsung dengan hewan ternak.

4. Penggunaan pakan hanya menggunakan pakan kering tanpa pakan basah sisa bahan makanan (Sweeling feeding) . 

5. Pegawai dikarantina di dalam peternakan, dilarang makan bahan asal makanan dari babi untuk menghindari penularan dari bahan makanan.

7. terdapat pengelolaan kesehatan melalui kegiatan vaksinasi dan pemeriksaan laboratorium dibawah pengawasan dokter hewan peternakan.


Demikian beberapa hal yang dapat menjadi faktor keberhasilan peternakan ini mampu bertahan terhadap serangan penyakit ASF, tentu kemungkinan masih terdapat hal lain menyebabkan kesuksesan peternakan babi ini. Semoga dapat menginspirasi dan dikembangkan agar Peternakan Babi dapat segera pulih dan terus berkembang memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar