Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) selenggarakan Workshop Analisa Risiko Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun Anggaran 2021. Pada acara yang diikuti oleh Perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari seluruh Indonesia ini, Inriana Pasak Tandisole menjadi salah satu peserta mewakili Karantina Pertanian Lampung.
Dalam kegiatan tersebut Inriana menyampaikan Analisa Risiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong asal Australia terkait penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD). Jumlah Pemasukan Sapi Bakalan Potong asal asal Australia yang rata rata hampir mencapai dua ratus ribu ekor menjadi salah satu latar belakang alasan Karantina Pertanian Lampung melakukan kajian terhadap penyakit BVD.
Penyakit BVD adalah penyakit viral mempunyai gejala akut dan kronis yang dapat menyerang sapi dan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Gejala diare, demam, immunosupresi yang memicu infeksi pada saluran pernafasan, pencernaan dan reproduksi , serta Persitent Infection (PI) menyebabkan kerugian yang sangat besar pada peternak. Belum ada data kerugian ekonomi di Indonesia tetapi Penyakit BVD Ini menjadi penyakit nomor 2 penyebab kerugian ekonomi industri peternakan di Australia.
Dalama Kegiatan Workshop Hasil Analisa risiko ini diperkaya melalui masukan dan saran yang diberikan oleh reviewer dari Pusat Karantina dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian Dan Akademisi dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Gajah Mada. Selanjutnya hasil analisa resiko diharapkan memberikan pilihan manajemen risiko kepada pembuat kebijakan terkait risiko penyakit BVD pada pemasukan sapi bakalan asal Australia.
Analisa Risiko HPHK 2021 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar