Selasa, 11 Januari 2022

Analisis Risiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang

 

Sapi Impor Asal Australia
Sapi Impor Asal Australia

Identifikasi Bahaya

Nama Penyakit

Eksotik Bagi Negara Pengimpor

Zona Bebas Atau Prevalensi rendah atau masuk dalam program pengendalian di negara pengimpor

Agen Patogen Lebih Virulen (strain beda strain)

Identifikasi Hazard

Bovine Viral Diarrhea

Tidak

(Kepmentan 3238 Tahun 2009)

YA

(Kepmentan 3238 Tahun 2009)

Tidak

Saepulloh,M dan Indrawati Sendow (2015)

Ya










Kesimpulan :  Identifikasi bahaya  risiko pemasukan BVD pada pemasukan sapi bakalan potong asal Australia ke Provinsi Lampung melalui Pelabuhan Panjang menunjukan bahaya sehingga  dapat diteruskan ke penilaian risiko

PENILAIAN RISIKO

Penilaian Pemasukan

Alur Tapak Penilaian Pemasukan

Kesimpulan Penilaian Pemasukan

Penilaian Pemasukan dilakukan Kesimpulan Penilaian Pemasukan  = L1 X  L2 X L3 X L4 X L5X L6  =  T X S X S X T X T X T = Rendah, dengan ketidak pastian data (Uncertainty)  Rendah karena didukung data yang lengkap


Penilaian Pendedahan

Alur Tapak Penilaian Pendedahan
Alur Tapak Penilaian Pendedahan


Kesimpulan Penilaian Pendedahan BVD ke Provinsi Lampung

        Peluang terpaparnya penyakit BVD pada sapi di peternakan rakyat yang berasal dari sapi yang langsung dari kandang Instalasi Karantina Hewan (A) = L1 X L2 = S X T = Sedang

        Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di peternakan Rakyat yang berasal dari kandang breeding (B) = L1 X L3 X L2 = S XT X T = Sedang

         Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di kandang breeding (C)  = L1 X L3 = S X T = Sedang

        Peluang Terpaparnya penyakit BVD pada sapi di RPH yang berasal dari kandang Breeding dan Kandang Penggemukan (D) = No Risk, Karena semua sapi akan menuju RPH

         Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di RPH yang berasal dari Kandang Penggemukan (E ) = No Risk, Karena semua sapi akan menuju RPH

Penggabungan likelihood pada pendedahan ganda berdasar Sudarnika, Etih (2021b) maka hasil Penilaian Pendedahan =  A + B + C = S + S + S = Jika lebih dari satu risiko parsial moderat, maka Risiko secara keseluruhan adalah Tinggi = T  dengan ketidakpastian rendah dikarenakan data diperoleh berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh karantina lampung dan pihak yang mengalami langsung (Bvet, Dinas, peternak).


Penilaian Dampak

No

Nama

Sumber data

Penilaian

Dampak Langsung

1

Dampak Terhadap Hewan dan Satwa Liar Beserta Populasinya

·       Infeksi Hewan

Penyebaran penyakit terjadi secara langsung dan tidak Langsung. Secara Langsung mela­lui kontak dengan hewan yang terinfeksi terutama yang mengalami infeksi persisten, sedangkan seca­ra tidak langsung melalui makanan yang tercemar urin, feses, sekresi oronasal atau dari cairan fetus yang mengalami abortus. Virus ini dapat menular secara horisontal maupun se­cara vertikal. Secara horisontal dapat melalui sapi yang mengalami infeksi persis­ten sehingga menginfeksi sapi lain yang sehat.

 

·       Hewan PI

Se­cara vertikal, virus BVD dapat menular dari induk ke anaknya. Fetus yang tertular akan mengalami abortus dan pedet yang dilahirkan akan membawa virus secara persisten.

 

·       Kerugian Reproduksi

Dengan adanya gangguan reproduksi pada sapi yang terinfeksi BVD sehingga dapat menghambat pertumbuhan populasi dan produktivitas ternak sapi.

 

 

·       Morbiditas dan Mortalitas

Virus BVD memiliki morbiditas yang tinggi tetapi mortali­tasnya sangat rendah.

 

·       Immunosupresi

Virus BVD ini juga menyebabkan immunosupresi, sehingga meningkatkan sensitifitas terhadap infeksi sekunder seperti diarrhea, masalah kesehatan ambing, penyakit kulit dan gangguan respirasi.

 

·       Menghambat Produktifitas dan penambahan populasi

BVD memiliki potensi menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada kawanan melalui efek yang cukup luas pada kesehatan dan produksi, termasuk penurunan produksi susu, penurunan performa reproduksi, keterlambatan pertumbuhan, peningkatan kasus penyakit lainnya, kekerdilan, culling yang lebih awal dan peningkatan mortalitas terutama pada pedet.

 

Primawidyawan dkk 2016

E

2

Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat

  • Bukan zoonosis

Scharnbook, dkk 2018

A

3

Dampak Terhadap lingkungan

  • Pengendalian tidak mempengaruhi lingkungan
  • Dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati bila mengenai satwa liar ruminansia.

LIPI, 2015

D

Dampak Tidak Langsung

1

Ekonomi

  • Menyebabkan kerugian ekonomi yang besar di Indonesia
  • Biaya surveillance dan monitoring BVD

 

Sari, NP Dkk , 2018

E

2

Lingkungan

  • Tidak mempengaruhi pariwisata dan ketentraman masyarakat

LIPI, 2015

A

3

Politik

  • Menjadi penghambat dalam mencapai ketahanan pangan dan swasembada daging sapi

Primawidyawan dkk 2016

D

4

Sosial

  • Peternak mengalami kerugian akibat ternak tertular BVD
  • Masyarakat tidak memperoleh ketersediaan daging sapi apabila pemasukan sapi potong tidak dilakukan.

Primawidyawan dkk 2016

D

Dari data diatas, dengan menggunakan katagori peluang untuk penilaian dampak dengan hasil : penilaian menunjukkan bahwa dampak yang diakibatkan penyakit BVD mempunyai satu atau lebih efek bernilai E (Kemungkinan berdampak minor di Tingkat Nasional) maka penilaian dampak dari masuknya penyakit BVD ke Propinsi Lampung  dari kegiatan pemasukan sapi potong asal Australia adalah Sedang

Estimasi Risiko

No

Jenis Media Pembawa

Penilaian Pemasukan

Penilaian Pendedahan

Penilaian Pemasukan dan Pendedahan

Penilaian Dampak

Penilaian Perkiraan Risiko

1

Sapi Potong

Rendah

Tinggi

Rendah

Sedang

Rendah

Estimasi Resiko Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD  dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang adalah Rendah yang berarti Peluang kejadian hampir mungkin tidak terjadi.


MANAJEMEN RISIKO


Evaluasi Risiko

Estimasi Risiko dari peluang kejadian penyakit BVD dari pemasukan sapi Bakalan potong asal Australia di Propinsi Lampung adalah Rendah. Tingkat proteksi diasumsikan Sangat Rendah karena negara asal dan negara tujuan memiliki status penyakit yang sama. Sehingga hasil Estimasi Risiko mempunyai nilai yang Satu tingkat lebih tinggi dengan tingkat proteksi yaitu Rendah

Evaluasi Pilihan

No

Evaluasi Pilihan

Manajemen Risiko

1

Estimasi risiko lebih tinggi dari tingkat proteksi

Satu Tingkat

1.    Sertifikasi

2.    Rekomendasi

3.    Inspeksi

4.    Perlakuan

5.    Karantina

6.    Pemusnahan

7.    Uji Diagnostik

8.    Pelarangan  sapi bunting

9.    Pengawasan dalam penggunaan produk akhir

10. KIE

Dua tingkat

1.    Sertifikasi

2.    Rekomendasi

3.    Inspeksi

4.    Perlakuan

5.    Karantina

6.    Pemusnahan

7.    Uji Diagnostik

8.    pelarangan sapi bunting

9.    Pengawasan dalam penggunaan produk akhir

10. KIE

Tiga Tingkat

1.    Penolakan

2.    Pelarangan

Empat Atau Lima Tingkat

1.    Penolakan,

2.    Pelarangan

2

Estimasi risiko sama dengan atau lebih rendah dari proteksi

1.    Sertifikasi

2.    Rekomendasi

3.    Inspeksi

4.    Perlakuan

5.    Karantina

6.    Pemusnahan,

7.    Pembatasan dalam penggunaan Akhir komoditas

8.    KIE

Opsi Manajemen Risiko di Tempat Pemasukan

No.

Opsi Manajemen Risiko di Tempat Pemasukan

Keterangan

1

Uji Diagnostik

Dilakukan untuk mendeteksi keberadaan agen penyakit BVD pada pemasukan sapi bakalan potong dengan metode BVD Antigen pada sapi bakalan dengan cara:

a.    Metode detect disease pada sapi dewasa

b.    100 persen pada anak yang lahir dan berasal dari sapi bakalan potong yang bunting untuk menghindari PI

2

Karantina

·        Kegiatan karantina terhadap pemasukan sapi bakalan asal Australia untuk melakukan pengamatan dan tindakan karantina hewan lainnya untuk mengurangi Risiko masuk dan tersebarnya HPHK termasuk BVD

·        Apabila dijumpai sapi bunting, maka masa karantina diperpanjang sampai anak lahir dan dipastikan bebas dari PI.

3

Penolakan

·        Penolakan dilakukan pada sapi bakalan potong Australia yang tidak memenuhi persyaratan karantina khususnya terkait dengan penyakit BVD

·        Untuk mengurangi Risiko PI pada penyakit BVD dilakukan penolakan terhadap pemasukan sapi bunting yang yang terdapat pada sapi bakalan asal Australia.

4

Pembatasan dalam hal penggunaan akhir komoditas

Pembuatan dan penegakan regulasi terkait pemanfaatan sapi bakalan potong agar tidak digunakan sebagai sapi bibit/indukan terkait penyakit BVD.

5

Pelarangan

·        Pelarangan terhadap pemasukan sapi bakalan asal Australia terkait penyakit BVD

·        Dilakukan pelarangan pemasukan sapi bakalan bunting asal Australia untuk mengurangi Risiko penyakit BVD

6

Sertifikasi

Sertifikat kesehatan dari daerah asal mengkonfirmasi status kesehatan, asal ternak ,status pemeriksaan dan kesesuaian persyaratan terkait BVD.

7

Rekomendasi

Rekomendasi impor untuk memastikan negara pengekspor (Australia) telah mengetahui dan memenuhi persyaratan dari negara asal (Indonesia) terkait penyakit BVD.

8

Inspeksi

Inspeksi pada sapi asal Australia ditempat memeriksa gejala klinis BVD di tempat pemasukan.

10

Perlakuan

Perlakuan desinfektan yang dilakukan pada ternak, alat angkut dan kandang pada pemasukan sapi bakalan potong asal Australia untuk mengurangi dan mencegah keberadaan agen penyakit BVD.

11

Pemusnahan

Pemusnahan dilakukan untuk menghilangkan sapi bakalan asal Australia yang terkonfirmasi penyakit BVD

12

KIE

Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi terkait penyakit BVD dan Risikonya kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan pemasukan sapi bakalan asal Australia

Implementasi

a)   Dengan membuat SOP Pelaksanaan manajemen Risiko yang akan dipilih

b)    Atasan Memberikan Review terhadap Pelaksanaan manajemen Risiko yang telah ditetapkan

Monitoring dan Review

Monitoring dilakukan oleh Pusat Karantina Hewan  dan Keamanan Hayati Hewani  untuk memantau potensi masuknya penyakit BVD Disetiap Pelabuhan di Indonesia. Monitoring dan review ditembuskan kepada kepala Badan Karantina Pertanian


Komunikasi Risiko

No.

Uraian

Target Peserta

Metode

1.

Penyampaian aturan dan persyaratan pemasukan sapi bakalan potong Indonesia terutama terkait manajemen risiko penyakit BVD

 

1.   Pemerintah Australia

2.   Eksportir

 

Mengusulkan kepada Karantina Pusat dan Keamanan Hayati Hewani untuk mengadakan Forum Grup Discussion (FGD)

2.

Penyampaian aturan dan persyaratan importasi sapi bakalan potong terutama terkait manajemen risiko penyakit BVD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.   Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan, Kementerian Pertanian

2.   Dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan tingkat provinsi dan kabupaten

Forum Grup Discussion (FGD)

3.

Penyampaian aturan importir dan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan importasi sapi bakalan potong asal Australia

 

 

 

 

 

1.   Importir dan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan importasi sapi bakalan potong asal Australia

Forum Grup Discussion (FGD)

(di kutip dari Laporan Analisa Resiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD  dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang oleh BKP Kelas I Bandar Lampung, Tahun 2021)

Artikel Terkait

Analisa Resiko Kualitatif Masuknya Brucellosis Melalui Sapi Impor dari Australia di Pelabuhan Panjang, Lampung





Senin, 10 Januari 2022

Nostalgia Pindang Muara

 

Pindang Muara
Pindang Muara


Rasa lapar hinggap diperut kami , ditengah perjalanan kami menikmati hari pertama tahun baru 2022 dengan cara menyusuri daerah rawa sragi, Lampung Selatan. Sebuah daerah persawahan dengan luas 24.000 hektar yang dibangun pada saat  Pelita ke III dijaman pemerintahan  Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto.  

Jalan yang jauh dari kata mulus membuat waktu tempuh semakin panjang dan memperumit rasa lapar yang ada, sehingga tak sabar mencari makanan yang tersedia di disepanjang jalan perjalanan kami di rawa Sragi. Kicau anak anak mulai meredup menandakan energi yang biasanya disalurkan melalui suara saat ini digunakan untuk menahan lapar di perut. 

Sebenarnya sepanjang jalan banyak sekali jenis makanan yang kita dapat nikmati , mulai dari makanan yang konvensional seperti bakso, pecel , soto dan sejenisnya sampai dengan makanan yang dimasak dengan ala korea tersedia disepanjang jalan menandakan bahwa infiltrasi budaya korea sudah jauh merasuk sampai ke daerah rawa sragi. Atas rekomendasi dari datuknya anak anak, dipilihlah Pindang Muara , yang berlokasi disebelah Tugu Tani Peresmian Saluran Irigasi Tersier Rawa Sragi.

Tugu Tani Rawa Sragi

Resto Pindang Muara
Resto Pindang Muara

Pindang Muara sudah menjadi legenda untuk resto yang berada disekitar Rawa Sragi. Pindang merupakan masakan khas Palembang dimana ikan dimasak sederhana dengan bumbu bumbu serai, kunyit, lengkuas, cabai dan asam kandis.  Khusus pindang muara Rawa Sragi menjadi idola masyarakat yang mengunjungi Rawa Sragi, terutama pejabat pejabat saat itu.

Mengunjungi Pindang muara rupanya menjadi nostalgia tersendiri buat datuk , semenjak pensiun dari Mantri Statistik dengan wilayah Palas dan Sragi kurang lebih 7 tahun yang lalu beliau tidak pernah lagi mengunjungi Pindang Muara, sehingga datuk kaget ketika pemilik pindang muara yang tadinya bernama Bu Heri sudah berganti menjadi keponakannya. Bu heri ternyata sudah meninggal 6 tahun lalu, menurut juru masak yang masih setia berada direstoran ini.

Karena baru saja banjir sehingga  pesanan kami pindang ikan baung tidak dapat diperoleh, akhirnya kami memesan Pindang Ikan Kakap dan juga udang yang kami nikmati dengan lahap. Menyenangkan melihat anak anak menikmati makanan disini sekaligus menemani datuk bernostalgia ketika masih aktif bekerja dulu sehingga teringat mendokumentasikan Pindang muara ketika makanan sudah habis. Terbersit rasa salut kepada beliau, melihat kondisi medan pekerjaanya yang beliau tempuh dengan menaiki motor. 

Kalau boleh berandai andai apabila infrastruktur dapat diperbarui tentunya lokasi sepanjang jalan rawa sragi ini dapat dikembangkan untuk daerah agrowisata, sungguh mengasyikan membayangkan menikmati makanan sambil memandangi padi yang menguning dengan alunan live musik. Saluran irigasi pun tidak mungkin menjadi sarana penarik wisatawan yang dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar.

Semoga..............

Artikel Terkait

Rawa Sragi, Riwayatmu Kini

Sabtu, 08 Januari 2022

Riwayat Penemuan Batu Prasasti Palas Pasemah

 

Batu Prasasti Palas
Batu Prasasti Palas

Prasasti Batu Bertulis Palas Pasemah adalah sebuah Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya yang berlokasi di tepi Way (Sungai) Pisang Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung. Batu bertulis ini ditemukan pada tahun 05 April 1956, dan di tulis menggunakan Aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke 7 Masehi dan berisi Janji/Sumpah/Kutukan bagi orang  yang tidak patuh kepada Sriwijaya yang tertulis pada 13 baris tulisan di Prasasti.

Riwayat Penemuan batu prasasti palas diawali dari kisah pertemanan dua orang pemuda yang memiliki latar belakang suku yang berbeda. Salah seorang pemuda bersuku pagar alam berasal dari Pagar Alam Sumatera Selatan sedangkan pemuda yang lainnya bersuku sunda dan berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Kedua pemuda itu tinggal di Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan dan mempunyai pekerjaan mencari ikan di Sungai Pisang. Tiba tiba pemuda yang bersuku Pagar Alam merasa ingin buang hajat dan diantar sahabatnya yang bersuku Sunda. Sesudah menyelesaikan hajatnya tiba tiba pemuda Pagar Alam terjatuh dari batu tempat dia membuang hajat sampai tak sadarkan diri. Ketika dibawa ke rumahnya, sahabatnya yang bersuku Sunda kesurupan dan berteriak dengan suara yang berbeda dan mengatakan kemarahan akibat perilaku menghina dan mengotori batu keramat.

Setelah Pemuda Sunda sadar dari pingsannya, pemuka desa dan pemangku adat meminta agar ditunjukan lokasi sahabatnya terjatuh. Sesampainya disana pemuka adat meminta batu tersebit dibersihkan dan diangkat dari lokasinya, setelah itu diketahui batu tersebut terdapat tulisan kuno. Dan sesuai dengan permintaan yang disampaikan oleh pemuda sunda ketika kesurupan maka dilakukan upacara adat dan penyembelihan ternak. Setelah upacara selesai , berkat kekuasaan Allah SWT pemuda pagar alam akhirnya sembuh dari sakitnya.

Batu Prasasti kemudian dipindahkan ke atas sungai hingga tahun 1979, sampai didata oleh Penilik Kebudayaan Kecamatan Palas yang dijabat Endang S dan dilaporkan ke instansi berwenang sampai datangnya tim peneliti dan penterjemah dari pusat. Hasil penelitian menyatakan benar bahwa prasasti adalah peningglan sejarah dan kemudian langsung mendapat pemugaran dengan juru kunci Bapak Hamdan yang kemudian digantikan oleh Bapak Sahidin.

(Disarikan dari Riwayat Singkat Peninggalan Sejarah / Prasasti Batu Bertulis Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas Karya Sahidi Tahun 1993)  

Artikel Terkait

Sumpah Penguasa di Batu Prasasti Palas Pasemah

Jumat, 07 Januari 2022

Rawa Sragi, Riwayatmu Kini

 

Patung Tani Rawa Sragi
Patung Peresmian Jaringan Reklamasi Rawa Sragi


Hari Pertama Tahun 2022, masih dalam kondisi pandemi Covid19 yang walaupun sudah mengalami penurunan kasus, tetapi juga terus berganti varian mulai dari delta, omicron bahkan terakhir varian flurona. Mudah mudahan mutasi ini membuat virus corona semakin melemah dan tidak membahayakan umat manusia, sehingga kita dapat kembali beraktifitas seperti semula seperti sebelum pandemi.

Memperhatikan kondisi diatas, menghabiskan hari pertama ditempat tempat wisata terasa belum bijak disaaat ini. Akhirnya kami sekeluarga memutuskan mengunjungi Rawa Sragi, sebuah tempat yang sudah akrab ditelinga kami sebagai penghasil padi di Propinsi Lampung sedari kecil tetapi belum sempat kami kunjungi sampai saat ini.

Prasasti Peresmian Jaringan Reklamasi Rawa Sragi
Prasasti Peresmian Jaringan Reklamasi Rawa Sragi


Rawa Sragi atau   mungkin saat ini lebih dikenal dengan Lahan Eks Rawa Sragi karena sepenuhnuya telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian berada di Kecamatan Palas dan Kecamatan Sragi Lampung Selatan. Rawa Sragi dengan luas 24.000 Hektar dibangun pada saat pemerintahan Presiden Soeharto pada saat Pembangunan Lima Tahun (PELITA) III yang memfokuskan pada program pembangunan pertanian untuk terwujudnya swasembada pangan dan sektor industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, salah satunya melalui pembangunan Rawa Sragi.

Lahan Rawa Sragi
Lahan Rawa Sragi

Sayangnya, Bulan Januari bukan saatny padi siap panen, lahan lahan pertanian terlihat masih kosong, terlihat hanya sekawanan burung kuntul yang mencari makanan di tengah lahan pertanian. Ketika keluar dari kendaraan seketika hawa segar menyapa tubuh kami. Angin segar akhirnya menggoda kami untuk turun dari kendaraan dan duduk di pinggir saluran irigasi. 

Suasana Rawa Sragi
Suasana Rawa Sragi

Keindahan Rawa Sragi
Keindahan rawa Sragi

  

Sayangnya infrastruktur yang ada sudah terlihat menua dan butuh revitaslisasi , jalan kendaraan yang dapat dilalui roda empat banyak lubang yang tentunya dapat menghambat ketika mentransportasikan komoditas pertanian keluar dari rawa sragi. untuk jalan kecil yang hanya dapat dilalui sepeda motor juga tidak lebih baik, jalan yanga ada dapat membahayakan keselamatan petani karena berlubang parah ketika dilewati,

Hal ini perlu menjadi perhatian saat ini, ditengah semangat untuk meningkatkan hasil pertanian dengan mencetak lahan baru dan infrastruktur baru, pemeliharaan lahan yang ada juga diperlukan untuk mengoptimalkan hasil pertanian yang diperoleh.

Selain itu dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan budaya saat ini, tidak menutup kemungkinan selain sebagai lahan pertanian juga dapat dikembangkan menjadi agrowisata yang saat ini tengah populer dimasyarakat.

Keindahan Lahan rawa Sragi
Keindahan Lahan Rawa Sragi


Semoga.....

Artikel Terkait

Nostalgia Pindang Muara

 

Selasa, 04 Januari 2022

Sumpah Penguasa di Prasasti Batu Bertulis Palas Pasemah

 

Prasasti Palas Pasemah
Batu Bertulis (Prasasti) Palas Pasemah


Prasasti Batu Bertulis Palas Pasemah adalah sebuah Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya yang berlokasi di tepi Way (Sungai) Pisang Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung. Batu bertulis ini ditemukan pada tahun 05 April 1956, dan di tulis menggunakan Aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke 7 Masehi dan berisi Janji/Sumpah/Kutukan bagi orang  yang tidak patuh kepada Sriwijaya yang tertulis pada 13 baris tulisan di Prasasti.

Berikut adalah hal yang tertulis dan artinya di Prasasti Batu Bertulis Palas Pasemah:

1. Siddha kita hamwan wari awai Kundra kayet ni pai hu (mpa an)

2. Nahuma ulu lawan tandrum luah maka matai tandrum luah wi (nunupaihumapa)

3. Anhankairu muah kayet nihumpa unai tunai. Unmeteng (bhakti ni ulun)

4. Haraki unai tunai kita sawnakta dewata mahardhika san nidhana magra (ksa yang kadatuan)

baris 1-4 menjelaskan penghormatan kepada semua Dewa yang melindungi (Kerajaan)

5. Di Sriwijaya (Kita tui Tandrum luah manakata dewata mulayang (parssumpaha n. pawaris kada))

Sriwijaya hormat juga kepada Tandrum Luah dan semua Dewa yang mengawasi sumpah ini (Bila)

6. Ci urang di dalangna bhumi ajnana kadatuanku ini pewaris drohaka wanu (n. samawuddhi)

Ada rakyat yang berada dibawah kekuasanku memberontak (bekerjasama dengan)

7. Wan Drohaka , manujari drohaka, niujari drohaka, tahu din drohaka (tida ya marpadah)

Pemberontak berbicara dengan pemberontak, mendengarkan ucapan pemberontak , kenal pemberontak  (yang tidak berbeda dan)

8.  Tida ya bhakti tatwa arjawa di yaku dhan di yang nigalar kkusanyasa datua niwunuh ya su (mpah ni)

Tidak tunduk dan setia kepadaku dan mereka yang telah kuangkat sebagai datu (mereka )akan terbunuh oleh (sumpah ini)

9. Suruh tapik mulang parwwa (dnan da) tu sriwijaya talu muah ya dhan gotra santanana , tathapi sa (wana)

Kepada penguasa (gubernur) kerajaaan Sriwijaya diperintahkan untuk menghancurkan dan mereka akan dihukum bersama (termasuk) seluruh anggota marga dan keluarganya juga (semua)

10. Kna yang wuatna jahat maka lanit urang maka sakit maka gila mantraganda wisaprayoga upuh tua ta (mwal sa)

Orang yang berniat buruk (seperti orang yang) membuat orang menghilang membuat orang sakit , membuat orang gila , mengucapkan kata kata magis (jampi jampi) meracuni orang dengan upasdan tuba dengan racun terbuat dari akar akaran dan semua jenis (Tanaman)

11. Ramwat kasihan wasikarna ityewamadi janan muwah ya siddha pulang ka ya muah yang dosana wu (a)

Merambat, menjalankan ilmu pengasih (supaya orang jatuh cinta) mencelakakan orang dengan guna guna dan sebagainya biarlah mereka dijauhkan dari keberuntungan dan dibenci masyarakat.

12. Tna jahat inan di yang nigalarkku sanyasa datua santi muah (ka)

Karena sangat berlaku buruk tetapi mereka patuh dan setia kepadaku dan mereka yang kunobatkan menjadi datuk akan memperoleh (segala) keuntungan.

13. Wuattanna dhan gotra santanana smarddha swastha niroga nirupadrawa subhiksa muah yang wanuana parawis

dalam usahanya termasuk marga dan keluarga mereka dan sukses itu (memberi) sejahtera , sehat, aman yang berlimpah kepada Negara.


Menurut kepercayaan masyarakat sekitar bagi pejabat yang menyalahgunakan kekuasaanya khususnya pejabat di lingkungan  Kecamatan Palas tidak akan kekal jabatannya karena adanya tuah , sumpah dan kutukan yang terdapat dalam batu bertulis tersebut.

(Disarikan dari Riwayat Singkat Peninggalan Sejarah / Prasasti Batu Bertulis Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas Karya Sahidi Tahun 1993)  

Pintu Masuk Prasasti Palas Pasemah
Jalan Masuk Menuju Lokasi Prasasti Palas Pasemah

Kompleks Prasti Palas Pasemah
Kompleks Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah

Tanda Prasasti Palas Pasemah
Tanda Lokasi Prasasti Palas Pasemah


Artikel Terkait

Jumat, 24 Desember 2021

Ijin Tuhan Untuk VOB Bermain Musik

VOB (VoiceOfBaceprot.Com)


 I'm not the criminal

I'm not the enemy
I just wanna sing a song to show my soul
I'm not the corruptor
I'm not the enemy
I just wanna sing a song to show my soul
God, allow me please to play music
God, allow me please to play music
God, allow me please to play music
God, allow me please to play music

Bait Lagu diatas adalah potongan dari lagu God, Allow Me (Please) to Play Music single ke dua yang dirilis oleh Band Metal Voice Of Baceprot (VOB) yang beranggotakan Marsha (Gitar dan Vokalis), Widi ( Bass) dan Siti (Drum).
Didalam lagu itu VOB memohon ijin kepada Tuhan untuk bermain musik menyikapi kritik yang diterima oleh VOB selama bermain musik.
Mengamati perjalanan karier bermusik sebarnya dapat dilihat bahwa VOB sesungguhnya telah memperoleh ijin dari Tuhan untuk bermain musik. Beberapa alasan yang melandasi has tersebut adalah:
Pertama, melihat asal band VOB yang berasal dari daerah Singajaya, Garut dengan segala keterbatasan yang ada, baik dari segi budaya, fasilitas maupun kesempatan hampir tidak memungkinkan berkembangnya sebuah band metal yang bisa berkembang tidak hanya ditingkat nasional bahkan sudah terkenal di dunia internasional. Tetapi terbukti band ini dapat berkembang dan membuktikan eksistensinya di dunia internasional, terakhir melalui tour eropa yang dilaksanakan pada bulan Desember 2021.

Kedua, Abah Ersa tidak bisa dipungkiri menjadi katalisator yang menetaskan VOB pada masa awal karirnya. Abah mengenalkan alat bahkan ide bermusik kepada murid muridnya yang awalnya berjumlah 15 orang sampai saat ini menjadi 3 orang pada saat ini. Kesesuaian Abah dan personel VOB ini menunjukan adanya peran Tuhan sehingga akhirnya dapat berkembang sefenomenal saat ini, sebab tanpa campur tanganNYA sangat sulit bagi untuk mengulangi kisah suksesnya.

Ketiga, banyak sekali seniman dan pemusik hebat yang dimiliki Indonesia, tetapi hanya sedikit sekali yang memberanikan diri ke dunia Internasional. Walaupun tidak mudah, setapak demi setapak VOB mulai melangkah ke dunia internasional sebuah usaha yang pastinya tidak lepas dari ijin dari yang maha kuasa. semoga langkah ini dapat diikuti oleh musisi lainya sehingga akhirnya menjadi identitas budaya dari bangsa seperti budaya KPOP di negara Korea.

Semoga 
Artikel Terkait