Selasa, 11 Januari 2022

Analisis Risiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang

 

Sapi Impor Asal Australia
Sapi Impor Asal Australia

Identifikasi Bahaya

Nama Penyakit

Eksotik Bagi Negara Pengimpor

Zona Bebas Atau Prevalensi rendah atau masuk dalam program pengendalian di negara pengimpor

Agen Patogen Lebih Virulen (strain beda strain)

Identifikasi Hazard

Bovine Viral Diarrhea

Tidak

(Kepmentan 3238 Tahun 2009)

YA

(Kepmentan 3238 Tahun 2009)

Tidak

Saepulloh,M dan Indrawati Sendow (2015)

Ya










Kesimpulan :  Identifikasi bahaya  risiko pemasukan BVD pada pemasukan sapi bakalan potong asal Australia ke Provinsi Lampung melalui Pelabuhan Panjang menunjukan bahaya sehingga  dapat diteruskan ke penilaian risiko

PENILAIAN RISIKO

Penilaian Pemasukan

Alur Tapak Penilaian Pemasukan

Kesimpulan Penilaian Pemasukan

Penilaian Pemasukan dilakukan Kesimpulan Penilaian Pemasukan  = L1 X  L2 X L3 X L4 X L5X L6  =  T X S X S X T X T X T = Rendah, dengan ketidak pastian data (Uncertainty)  Rendah karena didukung data yang lengkap


Penilaian Pendedahan

Alur Tapak Penilaian Pendedahan
Alur Tapak Penilaian Pendedahan


Kesimpulan Penilaian Pendedahan BVD ke Provinsi Lampung

        Peluang terpaparnya penyakit BVD pada sapi di peternakan rakyat yang berasal dari sapi yang langsung dari kandang Instalasi Karantina Hewan (A) = L1 X L2 = S X T = Sedang

        Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di peternakan Rakyat yang berasal dari kandang breeding (B) = L1 X L3 X L2 = S XT X T = Sedang

         Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di kandang breeding (C)  = L1 X L3 = S X T = Sedang

        Peluang Terpaparnya penyakit BVD pada sapi di RPH yang berasal dari kandang Breeding dan Kandang Penggemukan (D) = No Risk, Karena semua sapi akan menuju RPH

         Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di RPH yang berasal dari Kandang Penggemukan (E ) = No Risk, Karena semua sapi akan menuju RPH

Penggabungan likelihood pada pendedahan ganda berdasar Sudarnika, Etih (2021b) maka hasil Penilaian Pendedahan =  A + B + C = S + S + S = Jika lebih dari satu risiko parsial moderat, maka Risiko secara keseluruhan adalah Tinggi = T  dengan ketidakpastian rendah dikarenakan data diperoleh berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh karantina lampung dan pihak yang mengalami langsung (Bvet, Dinas, peternak).


Penilaian Dampak

No

Nama

Sumber data

Penilaian

Dampak Langsung

1

Dampak Terhadap Hewan dan Satwa Liar Beserta Populasinya

·       Infeksi Hewan

Penyebaran penyakit terjadi secara langsung dan tidak Langsung. Secara Langsung mela­lui kontak dengan hewan yang terinfeksi terutama yang mengalami infeksi persisten, sedangkan seca­ra tidak langsung melalui makanan yang tercemar urin, feses, sekresi oronasal atau dari cairan fetus yang mengalami abortus. Virus ini dapat menular secara horisontal maupun se­cara vertikal. Secara horisontal dapat melalui sapi yang mengalami infeksi persis­ten sehingga menginfeksi sapi lain yang sehat.

 

·       Hewan PI

Se­cara vertikal, virus BVD dapat menular dari induk ke anaknya. Fetus yang tertular akan mengalami abortus dan pedet yang dilahirkan akan membawa virus secara persisten.

 

·       Kerugian Reproduksi

Dengan adanya gangguan reproduksi pada sapi yang terinfeksi BVD sehingga dapat menghambat pertumbuhan populasi dan produktivitas ternak sapi.

 

 

·       Morbiditas dan Mortalitas

Virus BVD memiliki morbiditas yang tinggi tetapi mortali­tasnya sangat rendah.

 

·       Immunosupresi

Virus BVD ini juga menyebabkan immunosupresi, sehingga meningkatkan sensitifitas terhadap infeksi sekunder seperti diarrhea, masalah kesehatan ambing, penyakit kulit dan gangguan respirasi.

 

·       Menghambat Produktifitas dan penambahan populasi

BVD memiliki potensi menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada kawanan melalui efek yang cukup luas pada kesehatan dan produksi, termasuk penurunan produksi susu, penurunan performa reproduksi, keterlambatan pertumbuhan, peningkatan kasus penyakit lainnya, kekerdilan, culling yang lebih awal dan peningkatan mortalitas terutama pada pedet.

 

Primawidyawan dkk 2016

E

2

Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat

  • Bukan zoonosis

Scharnbook, dkk 2018

A

3

Dampak Terhadap lingkungan

  • Pengendalian tidak mempengaruhi lingkungan
  • Dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati bila mengenai satwa liar ruminansia.

LIPI, 2015

D

Dampak Tidak Langsung

1

Ekonomi

  • Menyebabkan kerugian ekonomi yang besar di Indonesia
  • Biaya surveillance dan monitoring BVD

 

Sari, NP Dkk , 2018

E

2

Lingkungan

  • Tidak mempengaruhi pariwisata dan ketentraman masyarakat

LIPI, 2015

A

3

Politik

  • Menjadi penghambat dalam mencapai ketahanan pangan dan swasembada daging sapi

Primawidyawan dkk 2016

D

4

Sosial

  • Peternak mengalami kerugian akibat ternak tertular BVD
  • Masyarakat tidak memperoleh ketersediaan daging sapi apabila pemasukan sapi potong tidak dilakukan.

Primawidyawan dkk 2016

D

Dari data diatas, dengan menggunakan katagori peluang untuk penilaian dampak dengan hasil : penilaian menunjukkan bahwa dampak yang diakibatkan penyakit BVD mempunyai satu atau lebih efek bernilai E (Kemungkinan berdampak minor di Tingkat Nasional) maka penilaian dampak dari masuknya penyakit BVD ke Propinsi Lampung  dari kegiatan pemasukan sapi potong asal Australia adalah Sedang

Estimasi Risiko

No

Jenis Media Pembawa

Penilaian Pemasukan

Penilaian Pendedahan

Penilaian Pemasukan dan Pendedahan

Penilaian Dampak

Penilaian Perkiraan Risiko

1

Sapi Potong

Rendah

Tinggi

Rendah

Sedang

Rendah

Estimasi Resiko Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD  dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang adalah Rendah yang berarti Peluang kejadian hampir mungkin tidak terjadi.


MANAJEMEN RISIKO


Evaluasi Risiko

Estimasi Risiko dari peluang kejadian penyakit BVD dari pemasukan sapi Bakalan potong asal Australia di Propinsi Lampung adalah Rendah. Tingkat proteksi diasumsikan Sangat Rendah karena negara asal dan negara tujuan memiliki status penyakit yang sama. Sehingga hasil Estimasi Risiko mempunyai nilai yang Satu tingkat lebih tinggi dengan tingkat proteksi yaitu Rendah

Evaluasi Pilihan

No

Evaluasi Pilihan

Manajemen Risiko

1

Estimasi risiko lebih tinggi dari tingkat proteksi

Satu Tingkat

1.    Sertifikasi

2.    Rekomendasi

3.    Inspeksi

4.    Perlakuan

5.    Karantina

6.    Pemusnahan

7.    Uji Diagnostik

8.    Pelarangan  sapi bunting

9.    Pengawasan dalam penggunaan produk akhir

10. KIE

Dua tingkat

1.    Sertifikasi

2.    Rekomendasi

3.    Inspeksi

4.    Perlakuan

5.    Karantina

6.    Pemusnahan

7.    Uji Diagnostik

8.    pelarangan sapi bunting

9.    Pengawasan dalam penggunaan produk akhir

10. KIE

Tiga Tingkat

1.    Penolakan

2.    Pelarangan

Empat Atau Lima Tingkat

1.    Penolakan,

2.    Pelarangan

2

Estimasi risiko sama dengan atau lebih rendah dari proteksi

1.    Sertifikasi

2.    Rekomendasi

3.    Inspeksi

4.    Perlakuan

5.    Karantina

6.    Pemusnahan,

7.    Pembatasan dalam penggunaan Akhir komoditas

8.    KIE

Opsi Manajemen Risiko di Tempat Pemasukan

No.

Opsi Manajemen Risiko di Tempat Pemasukan

Keterangan

1

Uji Diagnostik

Dilakukan untuk mendeteksi keberadaan agen penyakit BVD pada pemasukan sapi bakalan potong dengan metode BVD Antigen pada sapi bakalan dengan cara:

a.    Metode detect disease pada sapi dewasa

b.    100 persen pada anak yang lahir dan berasal dari sapi bakalan potong yang bunting untuk menghindari PI

2

Karantina

·        Kegiatan karantina terhadap pemasukan sapi bakalan asal Australia untuk melakukan pengamatan dan tindakan karantina hewan lainnya untuk mengurangi Risiko masuk dan tersebarnya HPHK termasuk BVD

·        Apabila dijumpai sapi bunting, maka masa karantina diperpanjang sampai anak lahir dan dipastikan bebas dari PI.

3

Penolakan

·        Penolakan dilakukan pada sapi bakalan potong Australia yang tidak memenuhi persyaratan karantina khususnya terkait dengan penyakit BVD

·        Untuk mengurangi Risiko PI pada penyakit BVD dilakukan penolakan terhadap pemasukan sapi bunting yang yang terdapat pada sapi bakalan asal Australia.

4

Pembatasan dalam hal penggunaan akhir komoditas

Pembuatan dan penegakan regulasi terkait pemanfaatan sapi bakalan potong agar tidak digunakan sebagai sapi bibit/indukan terkait penyakit BVD.

5

Pelarangan

·        Pelarangan terhadap pemasukan sapi bakalan asal Australia terkait penyakit BVD

·        Dilakukan pelarangan pemasukan sapi bakalan bunting asal Australia untuk mengurangi Risiko penyakit BVD

6

Sertifikasi

Sertifikat kesehatan dari daerah asal mengkonfirmasi status kesehatan, asal ternak ,status pemeriksaan dan kesesuaian persyaratan terkait BVD.

7

Rekomendasi

Rekomendasi impor untuk memastikan negara pengekspor (Australia) telah mengetahui dan memenuhi persyaratan dari negara asal (Indonesia) terkait penyakit BVD.

8

Inspeksi

Inspeksi pada sapi asal Australia ditempat memeriksa gejala klinis BVD di tempat pemasukan.

10

Perlakuan

Perlakuan desinfektan yang dilakukan pada ternak, alat angkut dan kandang pada pemasukan sapi bakalan potong asal Australia untuk mengurangi dan mencegah keberadaan agen penyakit BVD.

11

Pemusnahan

Pemusnahan dilakukan untuk menghilangkan sapi bakalan asal Australia yang terkonfirmasi penyakit BVD

12

KIE

Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi terkait penyakit BVD dan Risikonya kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan pemasukan sapi bakalan asal Australia

Implementasi

a)   Dengan membuat SOP Pelaksanaan manajemen Risiko yang akan dipilih

b)    Atasan Memberikan Review terhadap Pelaksanaan manajemen Risiko yang telah ditetapkan

Monitoring dan Review

Monitoring dilakukan oleh Pusat Karantina Hewan  dan Keamanan Hayati Hewani  untuk memantau potensi masuknya penyakit BVD Disetiap Pelabuhan di Indonesia. Monitoring dan review ditembuskan kepada kepala Badan Karantina Pertanian


Komunikasi Risiko

No.

Uraian

Target Peserta

Metode

1.

Penyampaian aturan dan persyaratan pemasukan sapi bakalan potong Indonesia terutama terkait manajemen risiko penyakit BVD

 

1.   Pemerintah Australia

2.   Eksportir

 

Mengusulkan kepada Karantina Pusat dan Keamanan Hayati Hewani untuk mengadakan Forum Grup Discussion (FGD)

2.

Penyampaian aturan dan persyaratan importasi sapi bakalan potong terutama terkait manajemen risiko penyakit BVD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.   Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan, Kementerian Pertanian

2.   Dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan tingkat provinsi dan kabupaten

Forum Grup Discussion (FGD)

3.

Penyampaian aturan importir dan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan importasi sapi bakalan potong asal Australia

 

 

 

 

 

1.   Importir dan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan importasi sapi bakalan potong asal Australia

Forum Grup Discussion (FGD)

(di kutip dari Laporan Analisa Resiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD  dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang oleh BKP Kelas I Bandar Lampung, Tahun 2021)

Artikel Terkait

Analisa Resiko Kualitatif Masuknya Brucellosis Melalui Sapi Impor dari Australia di Pelabuhan Panjang, Lampung





Tidak ada komentar:

Posting Komentar