|
Sapi Impor Asal Australia |
Identifikasi Bahaya
Nama Penyakit
|
Eksotik Bagi Negara Pengimpor
|
Zona Bebas Atau Prevalensi rendah
atau masuk dalam program pengendalian di negara pengimpor
|
Agen Patogen Lebih Virulen
(strain beda strain)
|
Identifikasi Hazard
|
Bovine Viral Diarrhea
|
Tidak
(Kepmentan 3238 Tahun 2009)
|
YA
(Kepmentan 3238 Tahun 2009)
|
Tidak
Saepulloh,M dan Indrawati Sendow
(2015)
|
Ya
|
Kesimpulan : Identifikasi
bahaya risiko pemasukan BVD pada
pemasukan sapi bakalan potong asal Australia ke Provinsi Lampung melalui
Pelabuhan Panjang menunjukan bahaya sehingga dapat diteruskan ke penilaian
risiko
PENILAIAN RISIKO
Penilaian Pemasukan
|
Alur Tapak Penilaian Pemasukan |
Kesimpulan Penilaian Pemasukan
Penilaian Pemasukan
dilakukan Kesimpulan Penilaian Pemasukan
= L1 X L2 X L3 X L4 X L5X L6 = T X S
X S X T X T X T = Rendah, dengan ketidak pastian data (Uncertainty) Rendah karena didukung data yang
lengkap
Penilaian Pendedahan
|
Alur Tapak Penilaian Pendedahan |
Kesimpulan Penilaian Pendedahan BVD ke Provinsi
Lampung
•
Peluang terpaparnya penyakit BVD pada sapi di peternakan rakyat yang
berasal dari sapi yang langsung dari kandang Instalasi Karantina Hewan (A) = L1
X L2 = S X T = Sedang
•
Peluang Terpaparnya Penyakit BVD pada sapi di peternakan Rakyat yang
berasal dari kandang breeding (B) = L1 X L3 X L2 = S XT X T = Sedang
•
Peluang Terpaparnya Penyakit BVD
pada sapi di kandang breeding (C) = L1 X
L3 = S X T = Sedang
•
Peluang Terpaparnya penyakit BVD pada sapi di RPH yang berasal dari
kandang Breeding dan Kandang Penggemukan (D) = No Risk, Karena semua sapi akan
menuju RPH
•
Peluang Terpaparnya Penyakit BVD
pada sapi di RPH yang berasal dari Kandang Penggemukan (E ) = No Risk, Karena semua
sapi akan menuju RPH
Penggabungan
likelihood pada pendedahan ganda berdasar Sudarnika, Etih (2021b) maka hasil Penilaian
Pendedahan = A + B + C = S + S + S =
Jika lebih dari satu risiko parsial moderat, maka Risiko secara keseluruhan
adalah Tinggi = T dengan
ketidakpastian rendah dikarenakan data diperoleh berdasarkan kegiatan
yang dilakukan oleh karantina lampung dan pihak yang mengalami langsung (Bvet,
Dinas, peternak).
Penilaian Dampak
No
|
Nama
|
Sumber data
|
Penilaian
|
Dampak
Langsung
|
1
|
Dampak
Terhadap Hewan dan Satwa Liar Beserta Populasinya
· Infeksi Hewan
Penyebaran penyakit terjadi secara
langsung dan tidak Langsung. Secara Langsung melalui kontak dengan hewan
yang terinfeksi terutama yang mengalami infeksi persisten, sedangkan secara
tidak langsung melalui makanan yang tercemar urin, feses, sekresi oronasal
atau dari cairan fetus yang mengalami abortus. Virus ini dapat menular secara
horisontal maupun secara vertikal. Secara horisontal dapat melalui sapi yang
mengalami infeksi persisten sehingga menginfeksi sapi lain yang sehat.
· Hewan PI
Secara vertikal, virus BVD dapat
menular dari induk ke anaknya. Fetus yang tertular akan mengalami abortus dan
pedet yang dilahirkan akan membawa virus secara persisten.
· Kerugian Reproduksi
Dengan adanya gangguan reproduksi
pada sapi yang terinfeksi BVD sehingga dapat menghambat pertumbuhan populasi
dan produktivitas ternak sapi.
· Morbiditas dan Mortalitas
Virus BVD memiliki morbiditas yang
tinggi tetapi mortalitasnya sangat rendah.
· Immunosupresi
Virus BVD ini juga menyebabkan immunosupresi,
sehingga meningkatkan sensitifitas terhadap infeksi sekunder seperti
diarrhea, masalah kesehatan ambing, penyakit kulit dan gangguan respirasi.
· Menghambat Produktifitas dan penambahan populasi
BVD memiliki potensi menyebabkan kerusakan yang
cukup besar pada kawanan melalui efek yang cukup luas pada kesehatan dan
produksi, termasuk penurunan produksi susu, penurunan performa reproduksi,
keterlambatan pertumbuhan, peningkatan kasus penyakit lainnya, kekerdilan,
culling yang lebih awal dan peningkatan mortalitas terutama pada pedet.
|
Primawidyawan
dkk 2016
|
E
|
2
|
Dampak
terhadap Kesehatan Masyarakat
|
Scharnbook,
dkk 2018
|
A
|
3
|
Dampak
Terhadap lingkungan
- Pengendalian tidak mempengaruhi lingkungan
- Dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati
bila mengenai satwa liar ruminansia.
|
LIPI,
2015
|
D
|
Dampak
Tidak Langsung
|
1
|
Ekonomi
- Menyebabkan kerugian ekonomi yang besar di
Indonesia
- Biaya surveillance dan monitoring BVD
|
Sari, NP
Dkk , 2018
|
E
|
2
|
Lingkungan
- Tidak mempengaruhi pariwisata dan
ketentraman masyarakat
|
LIPI, 2015
|
A
|
3
|
Politik
- Menjadi penghambat dalam mencapai ketahanan
pangan dan swasembada daging sapi
|
Primawidyawan
dkk 2016
|
D
|
4
|
Sosial
- Peternak mengalami kerugian akibat ternak
tertular BVD
- Masyarakat tidak memperoleh ketersediaan
daging sapi apabila pemasukan sapi potong tidak dilakukan.
|
Primawidyawan
dkk 2016
|
D
|
Dari data diatas, dengan menggunakan katagori peluang
untuk penilaian dampak dengan hasil : penilaian menunjukkan bahwa dampak yang
diakibatkan penyakit BVD mempunyai satu atau lebih efek bernilai E (Kemungkinan
berdampak minor di Tingkat Nasional) maka penilaian dampak dari masuknya penyakit
BVD ke Propinsi Lampung dari kegiatan
pemasukan sapi potong asal Australia adalah Sedang
Estimasi Risiko
No
|
Jenis Media Pembawa
|
Penilaian Pemasukan
|
Penilaian Pendedahan
|
Penilaian Pemasukan dan Pendedahan
|
Penilaian Dampak
|
Penilaian Perkiraan Risiko
|
1
|
Sapi Potong
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sedang
|
Rendah
|
Estimasi Resiko Pemasukan Sapi Bakalan Potong
terkait BVD dari Australia ke Provinsi
Lampung Melalui Pelabuhan Panjang adalah Rendah yang berarti Peluang kejadian
hampir mungkin tidak terjadi.
Estimasi Risiko dari
peluang kejadian penyakit BVD dari pemasukan sapi Bakalan potong asal Australia
di Propinsi Lampung adalah Rendah. Tingkat
proteksi diasumsikan Sangat Rendah
karena negara asal dan negara tujuan memiliki status penyakit yang sama.
Sehingga hasil Estimasi Risiko mempunyai nilai yang Satu tingkat lebih tinggi
dengan tingkat proteksi yaitu Rendah
Evaluasi Pilihan
No
|
Evaluasi
Pilihan
|
Manajemen
Risiko
|
1
|
Estimasi risiko lebih tinggi dari tingkat proteksi
|
Satu
Tingkat
|
1. Sertifikasi
2. Rekomendasi
3. Inspeksi
4. Perlakuan
5. Karantina
6. Pemusnahan
7. Uji Diagnostik
8. Pelarangan sapi bunting
9. Pengawasan dalam penggunaan produk akhir
10. KIE
|
Dua
tingkat
|
1. Sertifikasi
2. Rekomendasi
3. Inspeksi
4. Perlakuan
5. Karantina
6. Pemusnahan
7. Uji Diagnostik
8. pelarangan sapi bunting
9. Pengawasan dalam penggunaan produk akhir
10. KIE
|
Tiga
Tingkat
|
1. Penolakan
2. Pelarangan
|
Empat
Atau Lima Tingkat
|
1. Penolakan,
2. Pelarangan
|
2
|
Estimasi
risiko sama dengan atau lebih rendah dari proteksi
|
1. Sertifikasi
2. Rekomendasi
3. Inspeksi
4. Perlakuan
5. Karantina
6. Pemusnahan,
7. Pembatasan dalam penggunaan Akhir komoditas
8.
KIE
|
Opsi Manajemen Risiko di Tempat Pemasukan
No.
|
Opsi
Manajemen Risiko di Tempat Pemasukan
|
Keterangan
|
1
|
Uji Diagnostik
|
Dilakukan untuk mendeteksi keberadaan agen penyakit BVD pada pemasukan
sapi bakalan potong dengan metode BVD Antigen pada sapi bakalan dengan cara:
a.
Metode detect disease pada sapi dewasa
b.
100 persen pada anak yang lahir dan berasal dari
sapi bakalan potong yang bunting untuk menghindari PI
|
2
|
Karantina
|
·
Kegiatan karantina terhadap pemasukan sapi
bakalan asal Australia untuk melakukan pengamatan dan tindakan karantina
hewan lainnya untuk mengurangi Risiko masuk dan tersebarnya HPHK termasuk BVD
·
Apabila dijumpai sapi bunting, maka masa
karantina diperpanjang sampai anak lahir dan dipastikan bebas dari PI.
|
3
|
Penolakan
|
·
Penolakan dilakukan pada sapi bakalan potong Australia
yang tidak memenuhi persyaratan karantina khususnya terkait dengan penyakit
BVD
·
Untuk mengurangi Risiko PI pada penyakit BVD
dilakukan penolakan terhadap pemasukan sapi bunting yang yang terdapat pada
sapi bakalan asal Australia.
|
4
|
Pembatasan dalam hal penggunaan akhir komoditas
|
Pembuatan dan penegakan regulasi terkait pemanfaatan sapi bakalan
potong agar tidak digunakan sebagai sapi bibit/indukan terkait penyakit BVD.
|
5
|
Pelarangan
|
·
Pelarangan terhadap pemasukan sapi bakalan asal
Australia terkait penyakit BVD
·
Dilakukan pelarangan pemasukan sapi bakalan
bunting asal Australia untuk mengurangi Risiko penyakit BVD
|
6
|
Sertifikasi
|
Sertifikat kesehatan dari daerah asal mengkonfirmasi status kesehatan,
asal ternak ,status pemeriksaan dan kesesuaian persyaratan terkait BVD.
|
7
|
Rekomendasi
|
Rekomendasi impor untuk memastikan negara pengekspor (Australia) telah
mengetahui dan memenuhi persyaratan dari negara asal (Indonesia) terkait
penyakit BVD.
|
8
|
Inspeksi
|
Inspeksi pada sapi asal Australia ditempat memeriksa gejala klinis BVD
di tempat pemasukan.
|
10
|
Perlakuan
|
Perlakuan desinfektan yang dilakukan pada ternak, alat angkut dan
kandang pada pemasukan sapi bakalan potong asal Australia untuk mengurangi
dan mencegah keberadaan agen penyakit BVD.
|
11
|
Pemusnahan
|
Pemusnahan dilakukan untuk menghilangkan sapi bakalan asal Australia
yang terkonfirmasi penyakit BVD
|
12
|
KIE
|
Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi
terkait penyakit BVD dan Risikonya kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan
pemasukan sapi bakalan asal Australia
|
a)
Dengan membuat SOP Pelaksanaan manajemen Risiko yang akan dipilih
b)
Atasan Memberikan Review terhadap
Pelaksanaan manajemen Risiko yang telah ditetapkan
Monitoring dan Review
Monitoring dilakukan oleh Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani untuk memantau potensi masuknya penyakit BVD
Disetiap Pelabuhan di Indonesia. Monitoring dan review ditembuskan kepada kepala
Badan Karantina Pertanian
Komunikasi Risiko
No.
|
Uraian
|
Target Peserta
|
Metode
|
1.
|
Penyampaian
aturan dan persyaratan pemasukan sapi bakalan potong Indonesia terutama
terkait manajemen risiko penyakit BVD
|
1.
Pemerintah Australia
2.
Eksportir
|
Mengusulkan
kepada Karantina Pusat dan Keamanan Hayati Hewani untuk mengadakan Forum Grup
Discussion (FGD)
|
2.
|
Penyampaian
aturan dan persyaratan importasi sapi bakalan potong terutama terkait
manajemen risiko penyakit BVD
|
1.
Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan, Kementerian Pertanian
2.
Dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan tingkat provinsi
dan kabupaten
|
Forum
Grup Discussion (FGD)
|
3.
|
Penyampaian
aturan importir dan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan importasi sapi
bakalan potong asal Australia
|
1.
Importir dan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan importasi sapi
bakalan potong asal Australia
|
Forum
Grup Discussion (FGD)
|
(di kutip dari Laporan Analisa Resiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong terkait BVD dari Australia ke Provinsi Lampung Melalui Pelabuhan Panjang oleh BKP Kelas I Bandar Lampung, Tahun 2021)
Artikel Terkait
Analisa Resiko Kualitatif Masuknya Brucellosis Melalui Sapi Impor dari Australia di Pelabuhan Panjang, Lampung