Minggu, 31 Oktober 2021

Sapi Australia di Propinsi Lampung


 

Video Mengenai sapi sapi Australia yang sedang berada di Instalasi Pihak Lain yang berada di Propinsi Lampung dan sedang menjalani Masa Karantina di bawah pengawasan Karantina Pertanian Lampung.

Selamat Menikmati

Kamis, 28 Oktober 2021

Resep Rahasia Peternakan Babi Bebas ASF

 

Peternakan Babi di Lampung
Peternakan Babi


Merasa beruntung ketika mendapat kesempatan melaksanakan tugas melakukan monitoring penyakit African Swine Fever (ASF) pada salah satu peternakan Babi yang berada di Kabupaten Lampung Timur. Salah satu peternakan terbesar dengan populasi kurang lebih 2000 ekor yang menyuplai babi untuk daerah Sumatera dan Jawa.

Yang menjadi istimewa adalah peternakan ini mampu bertahan terhadap ancaman penyakit ASF yang menyerang Lampung. Penyakit ini telah menyebabkan kematian pada sebagian besar populasi babi yang ada pada peternak babi di Lampung. Kejadian ASF di Indonesia pertama kali terjadi di Medan, Sumatera Utara pada bulan Desember 2019 dan kemudian menyebar lebih dari 10 Provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Lampung pada bulan April 2020. 

Penyakit ini seolah tidak dapat ditahan penyebarannya karena selain melalui penularan langsung dari ternak juga dapat menular melalui sisa makanan yang mengandung produk babi , gigitan caplak sebagai vektor dan juga kontak dengan peralatan yang sudah tercemar dengan ASF.

Oleh sebab itu, menjadi penasaran penyebab peternakan Babi ini dapat bertahan ditengah serangan penyakit ASF pada babi yang ada disekitarnya. setelah melakukan kunjungan beberapa hal ini yang mendukung faktor ketahanan peternak ini terhadap serangan ASF.

1. Peternakan sudah berskala menengah sampai sedang, sehingga didukung oleh Sumber Daya Manusia serta  sarana dan prasaran yang memadai dalam melakukan manajemen resiko penyebaran ASF di peternakan.

2. Peternakan telah melakukan Biosecuriti yang ketat, mulai dari biosecurity personal dan kendaraan buat tamu dan kendaraan yang akan masuk ke areal farm dengan pakaian khusus yang telah disediakan farm. Selain itu secara rutin telah dilakukan desinfeksi dikandang dengan interval 2-3 kali sehari.

3. Tamu yang datang setelah melaksanakan biosecurity secara personal pun dibatasi aksesnya terhadap babi untuk menghindari kontak langsung dengan hewan ternak.

4. Penggunaan pakan hanya menggunakan pakan kering tanpa pakan basah sisa bahan makanan (Sweeling feeding) . 

5. Pegawai dikarantina di dalam peternakan, dilarang makan bahan asal makanan dari babi untuk menghindari penularan dari bahan makanan.

7. terdapat pengelolaan kesehatan melalui kegiatan vaksinasi dan pemeriksaan laboratorium dibawah pengawasan dokter hewan peternakan.


Demikian beberapa hal yang dapat menjadi faktor keberhasilan peternakan ini mampu bertahan terhadap serangan penyakit ASF, tentu kemungkinan masih terdapat hal lain menyebabkan kesuksesan peternakan babi ini. Semoga dapat menginspirasi dan dikembangkan agar Peternakan Babi dapat segera pulih dan terus berkembang memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. 





Selasa, 26 Oktober 2021

Analisa Resiko Kualitatif Masuknya Brucellosis Melalui Sapi Impor dari Australia di Pelabuhan Panjang, Lampung

 Identifikasi Bahaya

No

Jenis Penyakit

Daftar OIE

Zoonosis

Negara Pengekspor

 

Negara Pengimpor

Program Pengendalian

Memiliki Strain Yang Lebih Virulen

Hazard

1

Brucellosis pada sapi

YA

(OIE 2019)

YA

(Godfroid, 2017)

Australia mempunyai status bebas terhadap B. abortus , B. melitensis tetapi tidak bebas dari B. suis

Indonesia tidak bebas dari brucellosis tetapi Provinsi Lampung bebas dari Brucellosis berdasarkan No.5681/kpts/PD.620/12/2011

a. Negara Pengimpor memiliki program pengendalian (Naipospos, 2014)

b. Negara Pengekspor  memiliki program pengendalian brucellosis

(DAFF,  2019)

Tidak ada pada sapi

(Glowacka, P dkk. 2018)

YA


Alur Tapak Penilaian Pelepasan

Alur Tapak Penilaian Pelepasan
Penilai Pelepasan

Kesimpulan Penilaian Pelepasan  = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 = SR +DA +SR+DA+SR. Maka menurut ZAPEDA dalam Barantan (2019) maka risiko pelepasan Brucellosis dapat keluar dari Australia adalah Dapat diabaikan

Penilaian Pendedahan

Alur Tapak Penilaian Pendedahan
Penilaian Pendedahan

-      Peluang masuk dan tersebarnya Brucellosis melalui pemasukan sapi asal Australia ke Propinsi Lampung melalui RPH (L4) adalah =  L1 X L2 X L3 X L4 =  SR X DA X SR X SR =DA

-   Peluang masuk dan tersebarnya Brucellosis melalui pemasukan sapi asal Australia ke propinsi lampung melalui Peternakan Rakyat (L5) adalah =  L1 X L2 X L3 X L5 =  SR X DA X SR X SR =Dapat Diabaikan

Berdasarkan Biosecurity Australia dalam Barantan (2019) peluang masuk dan tersebarnya Brucellosis melalui pemasukan sapi asal Australia ke propinsi Lampung adalah :  L4 + L5 =  DA+DA= DA.


3.3       Penilaian Dampak


No

Nama

Sumber data

Penilaian

Dampak Langsung

1

Infeksi Hewan Ternak dan liar

(Noor, 2006)

F

2

Zoonosis

(Noor, 2006)

E

3

Hewan Carier

((Noor, 2006)

F

4

Kerugian Reproduksi

(Civas, 2019)

F

5

Penurunan Produksi Susu

(Civas, 2019)

D

Dampak Tidak Langsung

1

Biaya Surveilans dan Kontrol

(Noor, 2006)

F

2

Biaya Kompensasi Peternak

(Noor, 2006)

D

3

Kerugian peternak

(Noor, 2006)

F


3.3       Estimasi Risiko


No

Jenis Media Pembawa

Penilaian Pelepasan

Penilaian Pendedahan

Penilaian Pelepasan dan Pendedahan

Penilaian Dampak

Penilaian Perkiraan Risiko

 

Ketidak pastian

Rendah

Sedang

Rendah

Rendah

Sedang

1

Sapi

Dapat Diabaikan

Dapat Diabaikan

Dapat Diabaikan

Sangat Tinggi

Sangat Rendah


MANAJEMEN RISIKO

a.    Dalam hal peluang kejadian HPHK memiliki tingkat risiko Sangat Rendah maka tindakan karantina berupa pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pembebasan. Tindakan karantina dilakukan setelah media pemabawa memenuhi persyaratan karantina seperti yang tertera pada UU 16 Tahun 1992.

b.   Apabila ditemukan gejala  HPHK Golongan II maka terhadap media pembawa berupa perlakuan

c.    Apabila kegiatan perlakuan pada huruf b dapat menghilangkan media HPHK maka dilakukan pembebasan tetapi apabila tidak dapat menghilangkan media pembawa maka dilakukan kegiatan pemusnahan dengan memperhatikan aspek kesejahteraan hewan

d.   Apabila kegiatan pemeriksaan menemukan gejala HPHK golongan I maka dilakukan kegiatan pemusnahan


Evaluasi Pilihan


Tingkat proteksi yang ditetapkan adalah Sangat rendah, sedangkan tingkat risiko peluang kejadian terlepas atau terdedahnya Brucellosis adalah Dapat diabaikan 



Implementasi


BKP Kelas I Bandar Lampung : 

Pemeriksaan Dokumen, fisik,laboratorium

Desinfeksi alat angkut

 Pengawasan lalu lintas ternak 

IKH
Pengasingan, Pengamatan, Pengambilan sampel , perlakuan, pemusnahan
Pemantauan daerah Sebar Media Pembawa 
KP

Monitoring dan review


a.    Tingkat proteksi   yang diperoleh dilakukan monitoring dan review setiap jangka waktu tertentu atau bila terjadi perubahan satatus HPHK di negara asal atau tujuan.

b.   Apabila ditemukan kelemahan dalam kebijakan manajemen risiko yang ada maka dilakukan evaluasi dalam melakukan analisa risiko masuknya Brucellosis melalui masuknya sapi asal Australia.

c.    Monitoring dan review terhadap beberapa hal berikut

-          Manajemen pengolahan limbah sapi

-          Risiko zoonosis dari brucellosis

-          Pengembangan diagnosa dan pengujian Brucella suis


KOMUNIKASI RISIKO


Komunikasi dilakukan sejak awal dilakukan analisa risiko masuknya Brucellosis melalui sapi asal Australia ke Propinsi Lampung sampai dengan selesainya analisa risiko kepada pihak pihak terkait  dan terdampak oleh analisa risiko yang dilakukan secara tebuka mengenai dasar ilmiah, pertimbangan, pelaksanaan dan kesimpulan selama analisa risiko.

-   Hasil analisa risiko masuknya Brucellosis melalui sapi asal Australia ke Propinsi Lampung akan disampaikan kepada Kepala Badan Karanatina Pertanian dalam bentuk laporan.

-  Hasil Analisa risiko setelah disempurnakan akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyempurnaan kebijakan Karantina hewan diantaranya dalam melaksanakan Tindakan Karantina Hewan.


Artikel Terkait

Sabtu, 23 Oktober 2021

Pemotongan Bersyarat Sapi Brucellosis

 

Pemotongan Bersyarat
Pemotongan Bersyarat

Karantina Pertanian Lampung kembali melakukan pemotongan bersyarat terhadap seekor sapi bakalan asal Australia. Sapi tersebut telah terkonfirmasi laboratorium Brucellosis dengan pengujian menggunakan metode pemeriksaan Rose Bengal Test (RBT) yang diikuti dengan pemeriksaan Elisa Brucellosis terhadap sapi yang positif pemeriksaan RBT.

Menurut Hosein, HI. et all  (2017) pengujian menggunakan RBT mempunyai sensitifitas 94.33% dan Spesifitas 85,71% sedangkan pengujian Elisa Brucellosis menurut Uzal, FA. et all (1995) mempunyai Sensitifitas 98,7% dan spesifitas antara 97-2% sd 98,9% . Sensitifitas penggujian elisa ini mempunyai spesifitas yang sama dengan pengujian metode CFT dan mempunyai sensitifitas yang lebih baik dari CFT yang mempunyai nilai 95.2%.

Kegiatan Pengujian merupakan bagian dari tindakan karantina hewan terhadap pemasukan sapi bakalan asal Australia yang dilakukan oleh Karantina Lampung dengan metode penentuan jumlah sampel mengunakan metode detect disease dengan tingkat kepercayaan 95% dan prevalensi 1%.

Pemusnahan Sapi Brucellosis
Pemusnahan Sapi Brucellosis



Rabu, 20 Oktober 2021

Story Telling Nabi Muhammad sayang Anak Anak dan Keluarga


 

Sambut Maulid Nabi, Ananda mendapat tugas untuk menyampaikan kisah teladan Nabi Muhammad SAW.

Kali ini ananda memilih kisah tauladan Nabi Muhamad SAW sayang Anak Anak dan Nabi Muhammad SAW sayang Keluarga,

Mudah mudah an kita dapat meniru semua yang sudah ditauladankan oleh Nabi Muhammad SAW


Selamat Menyimak Videonya

Selasa, 19 Oktober 2021

Jaga Lampung Bebas Brucellosis, Karantina Pertanian Lampung Ambil Ratusan Sampel Darah

 MV Gloucester membawa 3641 ekor sapi bakalan jenis Brahman Cross asal Broome, Australia. Sapi terbut akan digemukan di dua penggemukan yang berada di Kabupaten Lampung Tengah. 


Karantina Pertanian Lampung memastikan kesehatan sapi tersebut  mulai dari pemeriksaan di Pelabuhan Panjang sampai di instalasi Karantina Hewan ketika dalam pengamatan di masa Karantina.


Pengambilan sampel merupakan bagian dari kegiatan pengamatan untuk memperteguh diagnosa yang akan menjadi dasar membuat keputusan kesehatan populasi ternak yang diambil sampelnya.


Sebanyak 287 sampel darah yang diambil oleh petugas Karantina Pertanian Lampung. Sampel darah tersebut nantinya akan dilakukan pengujian terhadap penyakit Brucellosis. Sebuah penyakit yang sangat merugikan untuk peternak.


Karantina Pertanian Lampung berkomitmen untuk berperan aktif dalam mencegah masuk dan tersebarnya penyakit hewan serta mempertahankan Lampung Bebas penyakit Brucellosis.

Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan Sampel Darah


Inriana Kaji Risiko Penyakit BVD Pada Pemasukan Sapi Bakalan Asal Australia

 Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) selenggarakan Workshop Analisa Risiko Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun Anggaran 2021. Pada acara yang  diikuti oleh Perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari seluruh Indonesia ini, Inriana Pasak Tandisole menjadi salah satu peserta mewakili Karantina Pertanian Lampung. 


Dalam kegiatan tersebut  Inriana menyampaikan Analisa Risiko Kualitatif Pemasukan Sapi Bakalan Potong asal Australia terkait penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD). Jumlah Pemasukan Sapi Bakalan Potong asal asal Australia yang rata rata hampir mencapai dua ratus ribu ekor menjadi salah satu latar belakang alasan Karantina Pertanian Lampung melakukan kajian terhadap penyakit BVD. 


Penyakit BVD adalah penyakit viral  mempunyai gejala akut dan kronis yang dapat menyerang sapi dan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Gejala diare, demam,  immunosupresi yang memicu infeksi pada saluran pernafasan, pencernaan dan reproduksi , serta Persitent Infection (PI) menyebabkan kerugian yang sangat besar pada peternak.  Belum ada data kerugian ekonomi di Indonesia tetapi  Penyakit BVD  Ini menjadi penyakit nomor 2 penyebab kerugian ekonomi industri peternakan di Australia.


Dalama Kegiatan Workshop Hasil Analisa risiko ini diperkaya melalui masukan dan saran yang diberikan oleh reviewer dari Pusat Karantina dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian Dan Akademisi dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Gajah Mada.  Selanjutnya hasil analisa resiko diharapkan memberikan pilihan manajemen risiko  kepada pembuat kebijakan terkait risiko penyakit BVD pada pemasukan sapi bakalan asal Australia.

Analisa Risiko HPHK 2021
Analisa Risiko HPHK 2021